Meulaboh, Nangroe Aceh Darussalam, (27-12-2004)
masih ingatkah Kau denganku? Mantan gadis madrasah yang dulunya sering meminta padaMu, lalu setelah aku mendapatkan semua bahkan lebih dari yang aku minta, aku meninggalkanMu, aku menimbun semua masa-masa susahku, masa-masa dimana aku sering mengemis kebahagiaan padaMu, Kau mungkin tahu, aku amat sangat puas dengan semua karyaMu untukku, sampai-sampai aku sangat menikmatinya, menganggap bahwa kebahagiaan itu karena keberuntunganku
, karena nasibku yang sudah ditentukkan sejak aku masih dalam perut ibu, hingga aku benar-benar tenggelam kedunia yang membuatku semakin terus bersalah. Salah dan salah. Hingga semua kebahagiaan itu surut, langit-langit yang biasa menampung semua menjadi redup, semua orang-orang yang ada didalam dunia yang aku kira benar-benar milikku meninggalkanku begitu saja, mati diatas kenangan kenangan manis yang pernah sama-sama diluangkan bersamaku. Mengaduk-aduk bagaikan kopi yang manisnya bukan dari gula, melainkan kecap hitam. Rasanya memang manis, tapi terlanjur hancur. Karena itu masa lalu. Untuk Kau, Tuhanku maha segalanya. Kau mungkin lebih tahu apa arti goresan tinta ini daripadaku. Maka bantu aku keluar dari jalan ini, jalan orang-orang yang mudah melupakan kesusahan lagi melupakanMu, maka bantulah aku mengucapkan milyaran kata maaf yang indah lagi tulus untukMu, sanggupkanlah aku menghapus jutaan tabung air mata ini, menghempaskan semua, lalu menggantinya dengan air mata penuh syukur, ditengah tengah lalu lalang orang-orang yang perlahan pergi meninggalkanku ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar