Jumat, 16 November 2012
Aku Penggemar Senyumanmu
Ah, dari awal saja. Aku sudah bingung harus memulai darimana.
Yang jelas tekanan jemariku pada keyboard komputer kuno yang silih bergantian ini berdetak bersamaan dengan alunan lagu klasik yang sedang terfokus dikedua daun telingaku.
Dan ini bermula pada suatu pagi tempat dimana matahari meretakkan sinarnya.
Langkahku tak sama sekali meragu untuk singgah dibangku hijau itu.
Hingga akhirnya semakin dekat, dan aku mulai berada diatasnya.
saat itu, aku memang sangat terlihat sedang menunggu.
Tapi, tak tahu siapa yang aku tunggu
Aku mulai menggerakan kepalaku dengan diikuti lirikan mata.
Sudut ke sudut, mulai banyak orang berdatangan yang aku lihat. Mungkin "Hari Libur" adalah salah satu penyebab stasiun ini lebih ramai dari biasanya.
Ke kanan, kiri, kanan, kiri, kanan dan stop. Yaa..aku menemukan apa yang aku tunggu-tunggu
Oh ternyata dia.
Sedang terduduk juga
matanya seperti mencari-cari seseorang. Entah siapa?
Lalu kemudian tertunduk seperti menyerah. atau apalah
bola matanya, berkata padaku. Bahwa dia sedang jatuh cinta dan resah
bahkan detakan jantungnya saja, mulai terdengar olehku
Mengapa kau begitu jauh? padahal kita dekat
sama seperti hujan dan pelangi. datang selalu terlihat bersamaan
namun mereka adalah jauh. dan hal itu masih dipertanyakan kepada beberapa pasangan yang belum dipersatukan.
Yang aku harapkan sekarang hanyalah kamu menoleh pada aku yang sedari tadi menunggumu hingga lunglai.
Mataku mulai bisu
aku baru menyadari bahwa ini arti menunggu.
bukan yang pernah aku rasakan sebelumnya
Namun, hal mengagetkan yang sedari tadi menari dikhayalanku terjadi nyata.
Dia sadar, dia menolehku.
Tapi, mengapa aku begitu bodoh. Aku harus tertunduk
Pantas saja aku diusir dari kayangan, Itu karena aku tidak pernah bisa menarik pangeran diluar sana
Itu karena aku berbeda dengan bidadari-bidadari nan indah lainnya.
Tapi ada penyebab lain selain itu, ada penyebab lain dibelakang terusirnya aku dari kayangan.
Penyebab itu sangat indah
bahkan lebih indah dari lenkungan pelangi yang melahirkan 7 warna
itu adalah suatu wujud senyuman yang berasal dari bibir tipismu.
Kau lemparkan itu dari sana, seperti matahari yang melempar cahayanya untuk bintang.
benar-benar adil.
Audisya,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar