Minggu, 17 November 2013

stay creative

ok. be creative. i know right cancerian are creative. as same as libran. and capricorn. 

but as a cancer-girl, i know exactly what's difference betweet a cancer people and a libra people. cancer are proud being creative. likewise, libran who'd love to use their creativity for their productive day. 

nah, that's the point!

cancer are creative but don't know where  is the right place to show that they can be. Sometimes, cancer are not brave enough to prove. they still stand by their shy-shy-style (what's this?) 

despite the fact that cancer seem like what i said above, it's ok im gonna prove you that cancer are born to be creative people with these "33 ways to stay creative" 


(ps: i'll post the process periodically)

mornight, people people.

Jumat, 20 September 2013

berhenti di nomor 9


satu reaksi bisa bikin semua jadi berarti.

kedengarannya asyik, dari awal saya emang udah tertarik banget dengan kalimat serba nyindir itu.

contohnya tragedi di kelas kimia tadi. bahkan saya rasa tragedi itu sudah memenuhi syarat untuk dianggap sebagai sejarah. 

saya. yang tubuhnya terlalu lempeng untuk berbagai macam semburan panas, dari panas ruangan yang tak berventilasi hingga panas karena dihadapkan dengan sinar kilau sepuluh soal kimia yang jahatnya level monster tak berkulit. niat untuk nyontek yang sudah saya rencanakan matang-matangpun gagal total. guru itu memiliki tatapan tajam yang memaksa saya untuk duduk di barisan paling depan. sebenarnya, bukan sial karena (ekhm) tak bisa nyontek saja, tapi juga karena jika duduk di depan, dia. lelaki cuek itu. punya jarak yang dekat dengan saya, tepatnya; di belakang kiri saya, padahal seharusnya alam tahu bahwa saya sedang ingin membenci dia, padahal seharusnya alam mendukung misi yang hampir sukses itu. tapi lagi-lagi kata "yaudah" yang buat saya harus rela menerima kenyataan pahit.

alam pun yang memaksa saya untuk memancing perhatiannya dalam kesempatan emas itu. padahal saya tau harusnya bersikap apa. perdebatan antar batin dan alampun dimulai. alam, please. saya gak mau kecewa lagi, saya gak mau jatuh cinta lagi (sama dia). 

tapi sial, batin saya kalah. entah apa misi alam selanjutnya, yang jelas mata saya yang tadinya fokus pada soal kimia nomor 5 berubah merangsang tangan untuk cepat-cepat mengeluarkan tip-x dari tempat pensil. 

ah, saya tau. pasti biar lelaki yang di belakang itu pinjam tip-x nya karena harus mengoreksi kata yang salah. ah, mata saya malah spontan menengok ke belakang, melihat tubuhnya yang tadinya (ketika duduk di belakang, hanya bisa saya nikmati sebatas punggungnya saja) dia sedang memasang tampang bingung, bukan menatap saya. saya lihat matanya, lalu pulpen silvernya, lalu lembar jawabannya. ah, gila. super. bahkan terlalu lama untuk menengok ke belakang, bisa berakibat fatal. bisa aja dia jadi GR. huh.

barisan kata-kata di lembar soal kimia memanggil nama saya keras. meminta untuk segera dipertanggungjawabkan. sayapun selesai merangkai jawaban asal untuk soal sok serius nomor 5. dan beralih ke nomor 6. lalu ke nomor 7. 8. dan 9.

kaki bangku saya berguncang. saya kira pengaruh pertanyaan nomor 9 yang menuntut saya untuk menjawab detail tentang bunyi teori dalton dan thomson.  tapi seperti biasa, perkiraan saya selalu salah. guncangan itu dengan cepat beralih ke pundak saya. colekan 3 kali. 

spontan saya menengok. dan ah, dia berbisik sebelum akhirnya saya membalas bisikannya datar. bisikkan super listrik itu membuat saya resmi berhenti di soal nomor 9 dan tidak berusaha meladeni nomor 10. bisikkan itu. biasa. dan alakadarnya. tapi itu reaksi. dan bikin hari jumat saya jadi berarti. ah. dia.

"minjem tip-x"

"Ok.."

Sabtu, 07 September 2013




pedih itu gampang banget ditemukan, (bahkan gak perlu dicari)

-yang biasanya risih denger kruyuk-kruyuk keypad hape dari kasur sebelah, sekarang yang punya hape malah gak tahu kemana, jiwanya hilang, kemungkinan di lahap monster lapar. bahkan hapenyapun, ditinggal.

Selasa, 03 September 2013

Untuk Tuan Bermarga S

Awalnya, saya merasa perasaan ini cuma hal biasa. Perasaan yang orang lain punya, dan masih berstandar manusiawi. Tapi semakin waktu berjalan kesini, saya  baru bisa menyimpulkan bahwa kemarin-kemarin saya sudah mengeluarkan energi tak logis hanya demi hal jatuh cinta. Rumit, tak lupa menguras ekstra energi kesadaran saya, ternyata saya bukan saya yang dulu lagi, yang menaruh hati pada yang satu, yang lain, dan yang lainnya lagi.

Dia. Saya harap segala perlawanan yang berasal dari diri saya sendiri benar, bahwa dia adalah pelabuhan terakhir, entah mengizinkan saya sekadar singgah sebentar, lebih lama, atau justru membiarkan saya menetap di hatinya, hidup tentram, tanpa takut harus kepikiran hiruk piruk kota dengan jutaan konflik crayon, dan berdua, cuma berdua.

Dia. Si Ksatria cuek itu. Kehadirannya yang buat saya jadi suka matematika, dengan selalu menghitung jumlah dan angka pertambahan followers, following, dan tweets-nya tiap menit, (atau jika tak sempat, tiap jam) Bahkan saya juga jadi sering menghitung langkah kakinya. Entah apa jawaban yang harus saya lempar ketika ada yang bertanya untuk apa anda melakukan itu semua? Tapi yang jelas, semua itu cukup mendeskripsikan kenapa saya percaya sekali dengan cinta yang serba matematis.

Salam,

Kamis, 01 Agustus 2013

Kamu

Bila ada satu pelajaran tambahan di sekolah yang mempelajari teori tentang kamu. Aku berani jamin, aku lah yang akan menjadi dan terus bertahan di peringkat satu. 

Siapa yang berani menantangku dengan bertanya apa yang tidak aku ketahui tentang kamu? 

Kamu Aquarius. Suka sekali sesuatu yang beraroma serius. Lego, rubik, arsitektur, cerita misterius. 

Hampir habis daya ingatku menampung segala memori yang isinya tentang rute kamu bernapas, menatap, berjalan, tersenyum, bicara, egois, dan super sibuk sendiri. Bisa tambah gila!

Tubuhmu yang lebih tinggi lima centi meter dari ku itu suka sekali bertamu ke otakku tiap satu jam sebelum tidur malam. Buntut poni yang meliuk ke atas, hidung menjulang, bahkan matamu yang padam itu terlalu serius bila harus sering berkedip tiga kali lebih cepat dari manusia biasa. Lurus.