Surat Untuk Januari Sebelumnya
Hay, Jan.
Semoga kabarmu baik. Karena aku juga disini,
Aku kira, Surat tertanggal 14 Desember untukmu adalah surat terakhir, karena sangkaku berbisik; rinduku sudah cukup untukmu, tapi.. itu salah. Rindu untukmu adalah suatu hal berharga yang dimulai tak berakhir. Saking terlalu banyak kata yang kuucap hanya untuk mendeskripsikan rindu, aku jadi bingung ingin bicara apa.
Begini saja, lebih baik kita buat perjanjian, agar bisa bertemu, ya, bertemu. Meskipun aku di dunia dan kau di luar dunia, kita tetap bisa bertemu kok. Percaya padaku, perbedaan dimensi bukan penghalang untuk bertemu dan saling melepas rindu, kan? Ya.. kau kan tahu, Tuhan sedikit tidak adil, kita dipertemukan satu kali, tapi.. kecepatan pertumbuhan cintaku bisa mencapai satu kaleng per jam. Hari esok setelah pertemuan kita, kau diambil pergi jauh. Bayangkan, kita bertemu pada 2012 November Kamis, hitung berapa kaleng rindu yang terkunci rapat di sekelilingku. Bagaimana? Maukah? kedudukanmu lebih dekat dengan Tuhan, kumohong kau minta padanya, jangan takut. Dia baik dan kita akan segera bertemu,
Jika Tuhan izinkan, pergi ke bukit dibawah sinaran Canopus, Aku disana.
Andai,
Audisya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar