Aku merenung dalam lemari baju, sambil membaca kata-kata hati untuk segera aku tulis. Karena itu aku mengerti... kau 'kan tuli, kau hanya bisa membaca. Tapi.. biarlah, toh aku cinta menulis karena ada kamu yang bersembunyi. Menulis bagiku berbanding lurus dengan planet-planet yang selalu melintasi orbitnya, seperti capella yang hidup untuk terus terang, seperti Merkurius yang tak pernah lelah untuk terus berada di dekat Matahari. Ya, seperti ketiga hal itu. Tiba-tiba aku yang sudah sampai luar angkasa kembali menembus bumi akibat kau membuka lemari, kau tak melihat aku setitikpun, namun kau mendengar hembusan napasku. Ah! ternyata sekarang kau lebih memilih buta daripada tuli. Kau dengar aku, merasakan bergaris-garis getar suaraku, lalu kau mencari aku dengan mata tanpa cahaya.
Kau tanya padaku: Why do you love me?
Aku jawab: Because you can't see me, never.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar