Minggu, 28 Oktober 2012

MINGGU PAGI BERSAMA ALESSANDRA





Minggu pagi datang lagi, syukurlah… ternyata Tuhan masih menahan segala kerinduanNya padaku, alhasil.. Ia masih membiarkanku bias duduk disini, disudut taman Suropati. Walau Aku sendiri, tapi suara tajam Daniel Sahuleka dalam earphone yang sedari tadi terbenam di dua telinga, tak sedikitpun meneteskan rasa sepi.
Sesekali datang beberapa penjual asongan dengan mengayuh sepedanya, bukan sebuah kemungkinan lagi, pasti ada harapan agar Aku membeli dagangan mereka dibalik maksudnya. Disampin itu, merpati-merpati putih juga berusaha mengambil perhatianku, dengan sayapnya yang anggun. Diawal, tak ada memang yang dapat mrmbuatku mencuri pandang lebih dari loma detik, tapi nyatanya, tidak! Bahkan aroma manis itu tak sekadar menarik perhatianku, ia menarik juga atap rongga hidungku, wajahku spontan menoleh dan….
“Kak, gak bias ngiket tali sepatu, ya?” Tanya seseorang dengan suara halus dari samping kiriku
Sungguh, hati ini melonjak terkejut mendengarnya, terlihat seorang anak kecil, berambut lurus, poninya ikut menutupi kening. Kedua tanggannya, menggenggam erat sebotol minuman beraroma cokelat panas.
“bi.. bi sa.. ko..ok” jawabku takut-takut
“kok bisa kelepas talinya? Alessandra boleh bantu?” tanyanya
Oh jadi Alessandra namanya? Siapa dia? Berani-berani membuatku takut.
“Ah kakak telmi, sini deh aku yang bantu iket!” serunya sambil menuju kearah kakiku, dan dengan sigap. HAP! Rapilah susunan tali sepatuku itu.
Wajahku memerah, terlali besar gengsi ini untuk berterima kasih pada anak kecil.
“Aku boleh duduk disamping kakak, kan?” pintanya
Aku mengangguk masih dengan rasa canggung. Tak kuasa aku menahan rasa malu yang menciprat kewajah, menimbulkan keringat yang terlalu dingin untuk pagi yang dingin juga.
“Aku Alessandra, kakak siapa?”tanyanya dengan senyum mengembang
“Aku… A… Audisya!” Jawabku mencoba mengusir ketegangan yang hinggap.
“Kakak kok kelihatan takut?” tanyanya heran
“Ah enggak kok…” kataku berusaha menutup kebenaran
“O… gitu” jawabnya sambil meneguk cokelat panas dalam botol
“Kamu suka cokelat panas?” tanyaku berusaha mencairkan ketegangan
“Wah, kalau cokelat panas, bibir Sandra bias melepuh..”
trus apa yang kamu minum?” tanyaku penasaran
“Ini namanya cokelat hangat, kak” katanya mantap
Ah, lagi lagi wajahku dibuat merah olehnya
“O.. ngomong-ngomong, siapa yang buat, san?” tanyaku lagi
“Sama ibu panti, namanya bu Marina” balas Sandra
“emangnya, ibu kamu kemana?”
“Ibu Marina? Ada kok dirumah..”
“buk.. bukan, mak…”
“ibu aseli? Kata Bu Marina, Ibu aseli Sandra pergi ke surga, walah Sandra belum lihat dia, tapi Sandra yakin, ibu akan dating, asal Sandra gak nangis terus, Sanda juga gak mau jadi anak penakut kayak kakak!” cetusnya
lho? Emangnya Aku penakut…” tanyaku tak rela
“Hehehe, peace kak!”
“Eh san, yang kasih kamu nama siapa?”
“Nama Alessandra dikasih sama kak Januari, Dia kakak aku dipanti, umurnya lima belas tahun, tingginya lebih sedikit dari kakak”
“O gitu, namanya bagus.. kirim salam ya ke Dia..”
“Sip kak, omong-omong aku sama kak Januari lagi nabung lho, uangnya buat ke kota Alexandria”
“mau ngapain ke sana?” tanyaku heran
“Aku mau cari ibu sama ayah, disana”
Mataku spontan berkaca-kaca, suara sendunya benar-benar menggoyahkan dinding hatiku”
“kok kakak diem? Kakak tau gak, kota Alexandria itu dimana?”
Aku menggeleng pelan
“Alexandria itu kota terbesar kedua di Mesir, hmm setelah kota Kairo tentunya, Nah kota itu dibangun sama Alexander The Great dari Romawi, tahun 322 sebelum masehi. Yang paling terkenal di kota itu adalah perpustakaanya kak, seinget aku nama perpustakaan itu Bibliotheca Alexandrina, tapi.. saying….. Julius Caesar dateng nyerang Mesir, perpustakaan itu dibakar, hasilnya ada sekitar empat ratus ribu buku yang hangus, dan ternyata itu ulah Barbar, tentara Julius, akhirnya Julius minta maaf atas itu sama Cleopatra, tau dia kan? Ratu Mesir dan Ratu cinta yang berhasil menaklukan hati panglima-panglima perang, misalnya yaa Julius Caesar itu sama Mark Antony, aku rasa Julius sengaja ngelakuin itu, demi merebut hati Ratu Cleopatra, aku tahu itu semua dari Kak Januari, katanya.. dia baca buku tentang itu karya William Shakespeare!” jelasnya panjang lebar, dengan semangat 45
“William Shakespeare?” tanyaku tak percaya
“Iya… kak..”
“Kenapa kamu yakin, ibu kamu ada dikota Alexandria?”
“Kata Bu Marina, ibu ada disurga, dan kata Kak Januari, Alexandria itu surga”
Air mataku spontan terjatuh, Alessandra terlalu kecil untuk mempercayai sesuatu tak benar yang tak akan pernah terjadi
“kakak kenapa nangis?” tanyanya penasaran
“meneteskan air mata itu, gak Cuma berarti nangis, bias aja itu suatu bentuk kagum, terharu, ataaau ngantuk!” ucapku sambil menyelipkan sedikit guyonan kuno
“terus, kalo arti setiap aku inget ibu dan ayah, aku pasti netesin air mata itu karena kagum, terharu atau ngantuk ya, kak?” tanyanya tanpa tawa sedikitpun,
Karya Audisya Fatia
Baca ah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar