Senin, 01 Oktober 2012
Da Rain
Tahu tidak? kali ini aku akan mencertiakan sesuatu tentang bahagia. Tentang bagaimana cara tertawa, berputar, menari sendiri. Tanpa siapapun.
Aku cinta dengan bagaimana caraku bermain-main dengan diriku sendiri. Bagaimana caraku melempar payung saat hujan deras. Bagaimana caraku merangkak-rangkak dikolong langit. Bagaimana caraku menampar bibir-bibir masalah.
Hahaha, kata siapa 'sendiri' itu pedih? Salah! amat sangat...
Begini ceritanya,
Mungkin kini, aku harus jujur tentang siapa aku.
Aku adalah seorang gadis tujuh belas tahun yang gemar berputar-putar. Kapanpun, Dimanapun dan Semaupun. Bahkan aku bisa saja berputar-putar seperti gaya angsa, kera atau bahkan tupai sekalipun. Terserah. Semauku.
Kini, aku tinggal di dunia. Dunia dimana semua orang harus tahu, jika aku sedang bahagia. Dunia dimana semua orang harus benci bila hujan datang. Dunia dimana semua orang meluapkan emosinya kepada orang yang salah. Dunia dimana hitam dan abu-abu.
Memikirkan dunia ditengah perjalanan menuju kematian mungkin salah, tapi jangan berburuk sangka!. Aku kan sudah bilang dari awal, bahwa dalam cerita ini aku hanya ingin bercerita tentang bahagia. Itu saja cukup. bukan?
Ditengah perjalanan ini, aku sedang terduduk sendiri ditengah kereta yang entah siapa penyetirnya. Sepertinya yang menjalankan kereta ini adalah nasib-nasib baikku. Nasib-nasib itu semakin mengantarkanku ke sebuah dunia yang berbeda, semalam Tuhan kirim pesan pada mimpi untukku, kataNya sesegera mungkin aku harus menghadapnya, sesegera mungkin, aku harus bisa berlari menuju pangkuanNya, Ia bilang, Ia rindu. Maka tanpa membawa apapun, aku pergi. Tanpa pamit bunda, juga tanpa restu ayah. Aku tahu mereka masih menangis. Tapi tetap saja aku benci, karena sesunguhnya perjalanan ini adalah sebuah cerita tentang bahagia. Itu saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar